Banjir Kabupaten Bima, PW IPM NTB: Bupati Bima Minim Kepekaan Ekologis.

Iklan Semua Halaman

Banjir Kabupaten Bima, PW IPM NTB: Bupati Bima Minim Kepekaan Ekologis.

Sabtu, 03 April 2021
Doc. Pribadi Nuryadin, S.H
Bidang Advokasi PW IPM NTB


Habaingendai.com-Mataram. Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) NTB, Nuryadin mendesak Bupati Bima untuk memperkuat program mitigasi bencana secara struktural dan non struktural.


Ia menilai bahwa bencana banjir yang melanda Kabupaten Bima hari ini merupakan implikasi dari ketidakmampuan Bupati Bima dalam menerapkan program mitigasi bencana secara terarah. Penanganan yang tepat sebelum dan sesudah terjadinya bencana, tentunya dapat membuat masyarakat pulih dari trauma dan kehidupan sosial ekonomi juga dapat kembali berkembang.


“Program mitigasi bencana harus diperkuat. Bupati harus belajar dari kejadian masa lalu dimana program penanganan terhadap bencana banjir minim sekali bahkan hampir tidak terasa oleh masyarakat". pungkas Nuryadin saat memberikan keterangan persnya kepadan media ini, Jumat (02/04/2021).


Nuryadin yang juga merupakan mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta ini menegaskan, bencana banjir hampir sering melanda kabupaten Bima dan masyarakat yang terkena dampak pun tidak hanya puluhan bahkan ratusan jiwa menjadi korban. 


"Untuk itu bupati Bima perlu mengambil kebijakan serius dalam menangani bencana banjir ini bukan hanya sekedar hadir memberikan bantuan pasca bencana". Tegas Nuryadin.


Ia menegaskan bahwa Bupati Bima harus memiliki kepekaan ekologis yang tinggi terhadap wilayahnya dan harus menerapkan program mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural.


"Mitigasi secara struktural dilakukan untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan membangun bangunan tahan bencana sementara secara kultural harus ada upaya Bupati Bima untuk membangun masyarakat yang tangguh bencana dengan cara mengubah paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat peduli terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana". Tutup Nuryadin. (026)